Menakar Saham UVCR dan Kedatangan Pieter Tanuri
Tempias.com, JAKARTA – Saham PT Trimegah Karya Pratama Tbk. (IDX: UVCR) terus melonjak di zona hijau setelah IPO pada 27 Juli 2021. Sejak melepaskan saham perdana di harga Rp 100 per lembar, saham perusahaan dalam kategori teknologi itu telah melambung 154 persen pada penutupan perdagangan Senin, 9 Agustus 2021 jika dihitung dari IPO atau berada pada level Rp 254.
Data perdagangan bursa menunjukkan, UVCR sejak IPO terus diburu oleh investor dari sekuritas kode broker LG atau Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (IDX: TRIM) dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia (Kode broker: YP). Sementara, sekuritas yang paling besar melepas saham UVCR adalah PT Surya Fajar Capital Tbk. (IDX: SFAN).
Saat tiga sekuritas itu terlibat aksi jual dan beli yang dominan, asing justru tercatat melakukan penjualan bersih dengan nilai Rp 1,12 miliar.
Di tengah aksi investor atas UVCR itu, Direktur Utama Trimegah Karya Pratama mengumumkan kedatangan investor kawakan Pieter Tanuri dan putranya Philmon Tanuri dalam ekosistem UVCR.
“Selamat datang Bapak Pieter Tanuri dan Philmon Tanuri sebagai pemegang saham kami. Semoga Tuhan memberkati kerjasama kita,” kata Hady Kuswanto, Direktur Utama UVCR seperti dikutip dari postingan di Linkedin, Senin, 9 Agustus 2021.
BACA JUGA: IPO September 2021, Ini Profil & Prospek Cemindo Gemilang (IDX: CMNT)
Tempias.com mencoba mengkonfirmasi ke Hady mengenai masuknya keluarga Tanuri ke UVCR. Meski demikian sampai berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi yang diterima.
Sementara itu, dalam laporan hingga 31 Juli 2021, berdasarkan catatan PT Adimitra Jasa Korpora yang merupakan perusahaan registrasi efek UVCR, nama Pieter Tanuri belum tercatat sebagai pemegang saham. Saat ini, pemegang saham perusahaan terdiri dari PT Mitra Investama Anugrah (6,75 persen), Riky Boy H Permata (5,33 persen) dan PT Trimegah Sumber Mas (57,68 persen). Para pendiri lain seperti Hady Kuswanto secara langsung memiliki 0,68 persen, dan Winston Tan (1,88 persen).
Pieter Tanuri sendiri merupakan investor kawakan. Pada tahun 2019 lalu dia menjual 80 persen saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (IDX: MASA) kepada raksasa ban Michellin senilai Rp 6,2 triliun.
Nama Pieter juga sempat muncul sebagai pemegang saham mobil grup Salim, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IDX: IMAS), juga membesarkan bank yang kini dikendalikan kelompok Salim, PT Bank Ina Perdana Tbk. (IDX: BINA). Sementara kepemilikan saham langsung Pieter di lantai bursa terdapat pada saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. (IDX: BOLA) juga dengan kelompok Salim. Perusahaan ini merupakan pengendali klub sepak bola Bali United.
BACA JUGA: Jadwal RUPS dan Right Issue 12-20 Agustus 2021, Ada BNBA, KAEF dan TRUE
KINERJA UVCR
Dalam kesempatan lain, manajemen UVCR tengah mengembangkan lini usaha. Emiten dengan brand Ultra Voucher ini berencana akan menggandeng perbankan dalam waktu dekat.
Direktur Utama Ultra Voucher, Hady Kuswanto mengatakan saat ini perusahaan sedang berusaha menjalin kerjasama dengan sejumlah bank untuk mengembangkan layanan pada konsumen. Apalagi menurut Hady, sejak listing di bursa berbagai kesempatan kerjasama makin terbuka.
“Saat ini kami tengah mempersiapkan kerjasama dengan sejumlah bank yang merupakan bagian dari langkah strategis bisnis jangka pendek, menengah dan panjang kami,” ujar Hady dalam keterangan tertulis pekan lalu.
Dia menjelaskan kerja sama dengan sejumlah bank diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi dan user Ultra Voucher dalam pembelian voucher belanja Target utama adalah pengembangan voucher makanan, voucher online platform, dan voucher lainnya yang dimiliki Ultra Voucher.
Lewat kerjasama nantinya, nasabah bank yang akan berkolaborasi dapat membeli voucher discount secara langsung dari mobile banking aplikasi bank bersangkutan.
Menurut Direktur Ultra Voucher Riky Boy Permata melalui kerja sama dengan Ultra Voucher, pihak bank dapat memperluas jenis transaksi untuk nasabah sehingga bisa meningkatkan traffic transaction di bank tersebut.
BACA JUGA: IPO Juli 2021, Ini Profil dan Prospek UVCR
Riky meyakini, kerjasama dengan bank juga akan berdampak positif pada merchant. Bagi merchant, benefit yang diperoleh adalah mendapat new channel penjualan yang langsung dekat dengan source of fund yaitu tabungan nasabah.
Berdasarkan prospektus, UVCR mencatatkan pendapatan usaha Rp 338,74 miliar dan laba bersih Rp 1,56 miliar pada akhir 2020. Adapun pada 3 bulan pertama 2021, Ultra Voucher membukukan peningkatan pendapatan 111 persen menjadi Rp 194,48 miliar dibandingkan dengan Q1 2020. Perusahaan juga mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 614 persen menjadi Rp 534,49 juta.
“Kami menargetkan pendapatan usaha bisa meningkat 195 persen dibandingkan 2020 dan perolehan laba bersih yang meningkat 600 persen di akhir 2021,” ujar Riky.
Ralat kenaikan harga 178 persen pada senin, 10 Agustus 2021
Kenaikan harga 178% dihari selasa tgl 10, klau senin baru tgl 9.