HeadlineIHSG

Laba Q3/2024 Naik, Jhonlin Agro (JARR) Tarik Utang Rp1,4 Triliun dari Mandiri (BMRI)

PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR), perusahaan yang dikendalikan oleh putra taipan Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam,  menarik pinjaman investasi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) senilai Rp1,4 triliun. Penandatanganan kredit dilakukan pada Kamis, 24 Oktober 2024.

Dalam perjanjian tersebut, Bank Mandiri menyetujui pembiayaan yang akan digunakan untuk melunasi 2 utang JARR di Bank Mandiri dan satu fasilitas dari Bank BPD Kalimantan Selatan. Kredit investasi dari Bank Mandiri ini memiliki jangka waktu 96 bulan.

Temmy Iskandar, Direktur Keuangan PT Jhonlin Agro Raya, menyatakan bahwa perjanjian kredit ini juga telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 18 Oktober 2024. “Dana dari kredit ini akan dialokasikan untuk melunasi dua fasilitas kredit agunan surat berharga di Bank Mandiri dan fasilitas kredit berbasis agunan tunai di Bank BPD Kalimantan Selatan,” jelas Temmy dalam keterbukaan ke Bursa Efek Indonesia, Senin, 28 Oktober 2024.

Sebagai jaminan kredit, JARR menyerahkan 12 sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) yang mencakup kebun kelapa sawit, pabrik biodiesel, pabrik minyak goreng, dan power plant milik perseroan dengan nilai penjaminan yang setara dengan nilai kredit, yakni Rp1,4 triliun. Jaminan tambahan juga diberikan oleh perusahaan afiliasi, PT Eshan Agro Sentosa.

Menurut Temmy, transaksi ini bukan merupakan transaksi afiliasi atau transaksi benturan kepentingan sebagaimana diatur dalam POJK Nomor 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan.

Kinerja Laba JARR Q3/2024 Melonjak Tajam

Secara bersamaan, JARR juga merilis laporan keuangan per September 2024. Tercatat laba perusahaan melonjak tajam dari Rp47,5 miliar pada September 2023 menjadi Rp155,34 miliar dalam sembilan bulan tahun ini atau naik 227,01%.

Nilai ini setara dengan kenaikan laba dari Rp5,95 per lembar menjadi Rp16,83 per lembar.

Meski demikian, dalam periode ini perusahaan justru mengalami penurunan penjualan dari Rp3,09 triliun menjadi Rp2,63triliun. Peningkatan laba ditopang oleh pemangkasan beban pokok penjualan dari Rp2,93 triliun menjadi Rp2,33 triliun.

Dalam catatan 28 pada laporan keuangan JARR, penurunan tajam ini seiring dikuranginya pembelian tandan buah sawit dari pemasok. Barang dalam proses perusahaan juga tercatat turun dari Rp2,56 triliun menjadi Rp1,91 triliun. Juga tercatat penurunan biaya pengiriman turun dari Rp132,77 miliar menjadi Rp96,04 miliar.

Meski dari pemasok turun, JARR mencatat biaya panen di kebin sendiri melonjak tajam dari Rp10,45 miliar menjadi Rp122,72 miliar. Dengan realisasi ini, aset JARR tercatat tidak mengalami banyak perubahan dibandingkan periode Desember 2023 yakni sebesar Rp3,65 triliun.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com