HeadlineIHSG

Keluarga Mantan Wapres Umar Wirahadikusumah di Balik IPO Cipta Sarana Medika (DKHH)

TheEconopost.com, PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) perusahaan penyedia layanan rumah sakit swasta, resmi menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 530 juta saham atau setara 20,78 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Seremoni IPO DKHH di Bursa Efek Indonesia direncakan pada 8 Mei 2025.

Dalam prospektus ringkas bertanggal 2 Mei 2025, perseroan menetapkan harga penawaran sebesar Rp132 per saham setelah melalui masa book building pada 24–28 April 2025 dengan rentang harga antara Rp100 hingga Rp132.

Seluruh saham yang ditawarkan setara dengan 5.300.000 lot dan ditawarkan kepada publik melalui sistem e-IPO hingga batas waktu pemesanan pada 6 Mei 2025 pukul 12.00 WIB. Distribusi saham dijadwalkan pada 7 Mei 2025.

Bersamaan dengan IPO, DKHH juga menerbitkan 265 juta waran dengan rasio 2:1 dan harga pelaksanaan Rp155 per waran. Jika seluruh waran ditebus, DKHH berpotensi meraih dana tambahan hingga Rp41,07 miliar.

Sebagian besar dana hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi rumah sakit milik perseroan, terutama RS DKH Cibadak di Sukabumi. Rinciannya, sekitar Rp40,76 miliar akan dialokasikan untuk pembangunan gedung lima lantai yang mencakup fasilitas poliklinik, rawat inap eksekutif, serta layanan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Sisanya digunakan untuk pembelian alat medis seperti CT-Scan (Rp3,62 miliar), renovasi rumah sakit (Rp612 juta), serta kebutuhan modal kerja lainnya.

Periode penawaran umum berlangsung 2–6 Mei 2025, sedangkan pencatatan saham dan waran di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada 8 Mei 2025.

Dari sisi valuasi, DKHH mencatatkan price to earnings ratio (PER) sebesar 34,02 kali dan price to book value (PBV) sebesar 2,07 kali, lebih rendah dibanding rata-rata industri sejenis yang masing-masing sebesar 231,02 kali dan 2,22 kali.

Pendapatan DKHH meningkat 15,68% menjadi Rp126,03 miliar per Oktober 2024. Namun, laba bersih turun dari Rp5,33 miliar menjadi Rp2,17 miliar akibat peningkatan beban bunga dari ekspansi.

DKHH mengelola tiga rumah sakit: RS DKH Cibadak, RS DKH Kedungwaringin, dan RS DKH Sukatani, yang seluruhnya melayani pasien BPJS maupun asuransi swasta.

Lalu Siapakah Pemilik Cipta Sarana Medika (DKHH)?

Dikutip dari prospektus, perusahaa ini dikendalikan oleh keluarga Umar Wirahadikusumah dan menantunya melalui perusahaan holding.

Perinciannya, pemegang saham DKHH sebelum IPO adalah PT Siliwangi Djajakusumah Hospitals. Perusahaan holding ini dimiliki oleh PT Siliwangi Djajakusumah Bersatu dan sang menantu Iqbal Rahim Wilis.

Iqbal disebut juga sebagai pemegang saham PT Pembangkit Listrik Induriang (1%), PT Bergonia Pratama (36%), dan Pembangkit Listrik Muaro Sako (1%).

Pemecahan saham baru terbentuk pada PT Siliwangi Djajakusumah Bersatu di mana kedua anak mendiang Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah menjalankan perusahaan PT Panca Semesta Raya (48%) yang terdiri dari Satria M. Wils, Perdana Aqila Wilis, dan Ryan M. Wilis dengan kepemilikan masing-masing 33,33%.

Iqbal Rahim Willis yang merupakan menantu keluarga Umar Wirahadikusumah dan saudaranya Andri Kurniawan Wilis memiliki 4% saham perusahaan induk ini. Keduanya membagi jatahnya yakni Indra 75% dan Andri (25%).

Sedangkan cabang keluarga lainnya menggunakan PT Tiga Mulia Yasa (48%) sebagai perahu kepemilikan di holding. Perusahaan ini dimiliki oleh Taruma Bambang T, Margiani Utami Bambang Triyanta, dan Yudistira Bambang Triyanta dengan masing-masing kepemilikan 33,333%.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com