IPO DEWI, Ini Harapan Pemegang Saham
Tempias.com, JAKARTA – PT Dewi Shri Farmindo Tbk. (IDX: DEWI) mengharapkan perusahaan dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas peternakan milik perusahaan dari dana IPO.
DEWI yang memiliki bidang usaha peternakan dan pemotongan ayam broiler hari ini, Senin, 18 Juli 2022 menggelar seremoni Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 700 juta saham. Besaran saham itu setara dengan 35% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan. Dengan harga IPO DEWI Rp 100 per saham maka perseroan mendapatkan Rp 70 miliar dana segar dari aksi korporasi ini.
“Langkah perusahaan masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO adalah bagian dari strategi meningkatkan kualitas dalam mengelola perkandangan, meningkatkan fokus pada High value customers (contohnya restoran dengan jumlah jaringan pemasaran yang cukup besar seperti fast food), meningkatkan Quality Assurance Programs, meningkatkan profitibilitas melalui Vertical Integrations,” kata Aditiya Fajar Junus, Direktur Utama DEWI dalam pernyataan resminya.
Baca Juga: Profil Aditiya Fajar Junus, Pemilik Dewi Shri Farmindo (IDX: DEWI) yang Bersiap IPO
Aditiya meyakini, bisnis ayam broiler ini memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia.
Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jendral Peternakan & Kesehatan Ayam, Kementrian Pertanian Republik Indonesia, investasi sub sektor peternakan terlihat tumbuh positif pada periode 2015-2019 yaitu dari Rp326,4 Miliar menjadi Rp1.503,2 miliar secara kumulatif meningkat sebesar Rp726,8 miliar. Investasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami peningkatan sebesar 37,10 persen yang meningkat konsisten dari tahun ke tahun.
Aditiya mengemukakan, populasi ayam broiler mengalami peningkatan pesat, rata-rata sebesar 11,45 persen per tahun sejak tahun 1984.
BACA JUGA: IPO Dewi Shri Farmindo (IDX: DEWI): Pemilik, Bidang Usaha & Harga Pelaksanaan
Pada tahun 2019, populasi ayam broiler di Indonesia mencapai 3,17 miliar ekor dan konsumsi daging ayam broiler naik menjadi 5,69kg/kapita/tahun. Angka 5,69 kg/kapita/tahun hanya konsumsi di dalam rumah tangga. Akan jauh lebih tinggi jika di tambah jumlah konsumsi yang terdapat di pengusaha kuliner seperti rumah makan, warung, restoran dan hotel.