IPO Cilacap Samudera (IDX: ASHA), Begini Profil dan Kinerja usaha
Tempias.com. JAKARTA- PT Cilacap Samudera Fishing Industry (IDX: ASHA) resmi melantai di bursa. ASHA akan menggelar Initial Public Offering (IPO) ASHA pada hari ini, Jumat, 27 Mei 2022
Direktur Utama ASHA, William Sutioso menjelaskan PT Cilacap Samudera Fishing Industry (Ticker: ASHA) merupakan perusahaan perikanan yang terintegrasi dengan pengalaman lebih dari 40 tahun di industri perikanan. Integrasi PT CSFI dilakukan dari kapal perikanan, unit pengolahan ikan, pemasaran produk hasil ikan dan dockyard.
“Dockyard PT Cilacap Samudera Fishing merupakan yang terbesar di Cilacap dengan fasilitas antara lain slipway: 1,500 DWT dengan sidetrack: 5 lini dengan masing-masing 100m, yang dapat digunakan untuk reparasi kapal dan pembangunan kapal baru, cold storage dan kapal penangkapan ikan, kapal Cargo dan pengolahan ikan,” jelas William dalam keterangan resmi, Jumat, 27 Mei 2022.
BACA JUGA: Mengintip Arah di Balik Mundurnya Right Issue BBYB dan Kinerja Usaha
Lebih jauh William menerangkan, melalui perusahaan Afiliasi, ASHA melakukan pengelolaan pelabuhan (Port) dan kapal tanker sebagai pemasok bahan bakar ke kapal. ASHA melihat ketersediaan BBM ini merupakan faktor penting dalam penangkapan ikan. Saat ini, ketersediaan stasiun pengisian BBM di berbagai pelabuhan dan pendaratan di Indonesia baru sekitar 30 persen dari jumlah pelabuhan atau pendaratan ikan yang ada.
Dengan pengalaman 40 tahun di industri perikanan, ASHA mengklaim telah memiliki pelanggan lokal aktif mencapai 383 Klien dan eksport 48 Klien. Selain itu, perseroan secara aktif mengembangkan produk baru untuk memenuhi pasar domestik dan global.
“Meskipun pada saat ini pasar terbesar adalah export mencapai 80 persen-90 persen namun di kemudian hari perseroan akan mengembangkan pasar lokal, karena seringkali pasar lokal memiliki harga yang lebih baik,” jelas William.
Akuisisi
Dalam rencana bisnisnya, salah satu penggunaan dana yang diperoleh dari Initial Public Offering, adalah akuisisi PT Jembatan Lintas Global. Akuisisi ini merupakan Langkah strategis dalam pengembangan pengolahan ikan, dimana PT JLG memiliki lokasi strategis di Jawa Timur, dengan limpahan ikan segar dari Pantai Utara dan Pantai Selatan serta tersedianya SDM, serta akses langsung Eksport melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Selain itu, Perseroan juga memiliki misi untuk pemberdayaan masyarakat Pesisir dan Perempuan sebagai wujud pembentukan kapasitas (capacity building) dan kesetaraan gender dalam unit pengolahan ikan perseroan. William menekankan bahwa pengolahan ikan memilki nilai tambah yang dapat meningkatkan margin laba.
Lebih jauh, William menjelaskan, pada saat ini, PT JLG telah membuka pasar ekspor untuk pengolahan ikan ke Australia dan dalam proses pasar benua Amerika. PT JLG akan dikembangkan dalam pengelolaan Ikan dan import untuk pasar lokal ataupun re-eksport.
Pada Desember 2021, perseroan melalui afiliasinya telah memperoleh izin import untuk 1,000 Ton ikan. Dengan demikian, Perseroan memiliki spektrum penerimaan yang luas.
Sebagai antisipasi adanya rencana pemerintah Indonesia melakukan industriliasi sector perikanan dengan diberlakukannya KUOTA dalam penangkapan ikan terukur, maka perseroan juga telah mengajukan permintaan KUOTA di Maret 2022. Dengan Raihan dana IPO maka setoran modal Perseroan mencapai Rp. 200 miliar, sehingga perseroan memenuhi syarat yang diajukan pemerintah dalam permintaan KUOTA.
Direktur ASHA, Henry Sutioso menambahkan saat ini perseroan melakukan kerjasama dengan salah satu start up perikanan terkemuka di Indonesia. Kerjasama ini dalam rangka data platform untuk membangun komunitas perikanan, sehingga dapat menjamin ketersediaan supply ikan/sea food, Digitalisasi, ERP / MRP, dan pengembangan Super Apps. Industry perikanan.
Berbagai langkah dilakukan dalam kaitan Big Data Sektor Perikanan. Project Data Platform ini melibatkan, pemilik kapal, lokal trader, dan nelayan, yang telah di kembangkan di Jawa, Sorong, Banda Aceh, Sibolga dan Padang sebagai titik-titik supply ikan.
“Project ini akan dikembangkan ke titik-titk lainnya di Indonesia,” jelas Henry.
Ia menekankan bahwa start up perikanan ini, memiliki konsep ESG (Environmental, Social and Governance) sebagai filosofi dasar. Hhal ini selaras dengan keinginan perseroan membangun usaha perikanannya.
Dalam Penawaran umum ini, harga yang ditawarkan adalah Rp. 100 dengan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 1,25 miliar lembar saham. Jumlah ini setara dengan 25 persenkepemilikian Publik. Seluruh saham yang ditawarkan merupakan saham baru yang berasal dari portepel Sehingga raihan dana yang diperoleh sebesar Rp 125 miliar.
Adapun Penjamin Emisi merupakan Joint Lead Korea Investment sekuritas Indonsesia dan KGI Sekuritas. William, menerangkan bahwa P/E yang ditawarkan relative murah, berdasarkan kaidah investasi: maka P/E 2022 berkisar antara 14 X – 18 kali. Namun, karena listing akhir Mei 2022, maka investasi akan lebih fair menggunakan P/E 2023 yaitu antara 11 kali – 14 kali.