IHSG

Investasi USD 50 Juta, OASA Bangun Industri Bio Propylene Pertama

Tempias.com, JAKARTA – PT Protech Mitra Perkasa Tbk (IDX: OASA) tengah mematangkan rencana pembangunan pabrik Bio Propylene Glycol (Bio PG). Pabrik ini merupakan bahan kimia organik yang secara luas digunakan di banyak sektor industri antara lain farmasi, makanan, kosmetik, dan industri kimia. 

Presiden Direktur PT Protech Mitra Perkasa Tbk,Bobby Gafur Umar, mengatakan pembangunan pabrik Bio PG pertama di Indonesia yang menelan investasi USD 50 Juta. Pabrik direncanakan mulai dibangun pada 2023.

“Langkah PT Protech Mitra Perkasa Tbk masuk ke lini industri kimia ini sejalan dengan komitmen Perseroan untuk mulai serius ikut menghidupkan industri hijau,”” jelas Boby” 

Menurut Boby, industri yang akan dibangun sejalan dengan komitmen ekonomi hijau yang sekarang sedang dipacu oleh pemerintah. Indonesia selama ini masih mengimpor fossil-based propylene glycol. 

“Ini sebenarnya adalah salah satu produk bahan kimia strategis dan penting bagi banyak produk aneka industri kosmetika, makanan serta farmasi. Selama ini Indonesia sepenuhnya mengimpor karena belum ada yang memproduksi di dalam negeri,” ujarnya. 

Padahal, kata Bobby, Indonesia memiliki potensi sangat besar sebagai produsen bio propylene glycol. Dijelaskan oleh Bobby, bahan utama dari pembuatan Bio PG pada pabrik ini adalah gliserol. 

Gliserol sendiri sangat mudah didapatkan, karena merupakan produk samping industri biodiesel.  Kini gliserol dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk memproduksi Bio PG.

“Kita tahu, biodiesel juga merupakan industri oleokimia yang menghasilkan gliserol ini, merupakan industri yang sedang berkembang sangat pesat di Indonesia, sehingga pasokan gliserol sebagai bahan baku pembuatan bio propylene glycol mudah didapatkan dan berlimpah,” kata Bobby.

Pabrik yang menurut rencana akan mulai dibangun pada tahun 2023 di pulau Jawa itu nantinya akan mampu menghasilkan sekitar 30.000 ton Bio PG per tahun, dan akan dipasarkan di dalam negeri serta ekspor. 

“Sojitz akan menjadi salah satu mitra kita, terutama sebagai distributor, karena mereka sudah punya pengalaman dan jaringan yang sangat luas dalam memasarkan produk-produk semacam ini. Mereka juga sudah siap untuk menjadi off taker nya,” kata Bobby. 

Sojitz telah menyatakan kesanggupannya untuk menyediakan kedua bahan kimia tersebut guna kebutuhan produksi, dan bertindak sebagai pemasok glyserin mentah dan refined glyserin (glyserin yang telah dimurnikan).

Sejak 2013 OASA telah memperluas cakupan bisnis ke sektor telekomunikasi dan beberapa tahun setelah itu juga merambah bisnis energi, termasuk kelistrikan dan energi terbarukan, sebenarnya adalah perusahaan yang berbasis pada manajemen proyek dan konstruksi yang terintegrasi.

“Ke depan, kami sudah menetapkan rencana dan telah menyusun cetak-biru bisnis kami, dengan tetap mempertahankan dan terus mengembangkan kegiatan usaha di bidang konstruksi barang elektrikal, telekomunikasi dan juga tetap menjadi pemasok utama di sektor energi migas,” kata Bobby. 

Konstruksi barang elektrikal, telekomunikasi dan juga energi migas, akan menjadi sektor-sektor bisnis yang akan digarap serius OASA. Terutama di sektor energi terbarukan atau EBT. Kami telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) seluruhnya dari internal. (Ahmad Ridwan).

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com