HeadlineIHSG

Delisting, Jasa Angkasa (JASS) Tawar Saham Publik Rp9.336 per Lembar

TheEconopost.com, PT Jasa Angkasa Semesta Tbk (JASS), perusahaan ground handling swasta pertama di Indonesia, resmi mengajukan rencana perubahan status dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup (go private). Langkah ini dilakukan setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) menghapus pencatatan saham perseroan sejak 1 Desember 2009 dan keluarnya instruksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar JASS segera memproses perubahan status tersebut sesuai dengan POJK No. 45 Tahun 2024.

Dalam pengumuman perusahaan, Kamis, 25 Juni 2025, Jasa Angkasa Semesta menyampaikan telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 16 Juni 2025 guna memperoleh persetujuan pemegang saham atas rencana privatisasi tersebut.

Untuk diketahui, pemegang saham Jasa Angkasa Semesta (JASS) adalah PT Cardig Aero Services Tbk (sejak 9 Mei 2025 berubah nama menjadi PT Cahaya Aero Services Tbk.) dengan kepemilikan 50,1% dan Singapore Airport Terminal Services Limited (SATS) dengan jumlah saham 49,79%. Sisa saham yakni 388.866 lembar adalah milik publik (0,03%). Sementara 164.756 lembar merupakan saham treasury.

Sebagai bagian dari proses tersebut, JASS akan melaksanakan pembelian kembali saham publik sebanyak-banyaknya 388.866 saham atau sekitar 0,08% dari total saham beredar, dengan harga Rp9.336 per saham. Nilai ini ditentukan berdasarkan penilaian wajar oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Stefanus Tonny Hardi & Rekan, lebih tinggi dibandingkan nilai buku per saham yang tercatat sebesar Rp1.996.

Adapun pembelian kembali saham akan difasilitasi oleh PT Harita Kencana Sekuritas melalui sistem C-BEST milik Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan dananya akan dikembalikan ke rekening dana nasabah masing-masing pemegang saham publik. Bagi pemegang saham yang tidak aktif (afwezigheid), perusahaan akan menunjuk Balai Harta Peninggalan (BHP) Jakarta untuk mewakili dan mengelola klaim saham mereka.

Dengan layanan mencakup ground handling, layanan kargo, lounge bandara, pelatihan profesional, dan dukungan operasional di 9 bandar udara Indonesia, JASS mencatat laba bersih sebesar Rp541,2 miliar sepanjang 2024, naik dari Rp390,1 miliar pada 2023.

Tidak ada permasalahan hukum atau kewajiban persetujuan dari pihak ketiga yang dapat menghambat rencana ini.

Kinerja Keuangan JASS Sebelum Delisting

Jasa Angkasa Semesta (JASS) melaporkan pendapatan perseroan melonjak hingga Rp2,2 triliun pada 2024, naik sekitar 28% dibanding tahun sebelumnya yang tercatat Rp1,72 triliun. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan layanan ground handling dan ekspansi jaringan ke sembilan bandara di Indonesia. Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, laba bersih perusahaan turut meningkat signifikan menjadi Rp541,2 miliar dari Rp390,2 miliar pada 2023. Capaian ini menunjukkan peningkatan margin laba bersih hampir 25%.

Dari sisi likuiditas, kondisi kas perseroan mengalami peningkatan drastis. Posisi kas dan setara kas per akhir 2024 mencapai Rp840,3 miliar, naik lebih dari dua kali lipat dari Rp328,5 miliar tahun sebelumnya. Ekuitas perseroan pun mengalami pertumbuhan kuat. Total ekuitas tercatat sebesar Rp1,03 triliun, naik 50% dari Rp685,5 miliar pada akhir 2023.

Laba ditahan menjadi kontributor utama kenaikan ini, mencerminkan strategi konservatif perusahaan dalam membangun cadangan modal.

Sementara itu, beban usaha mengalami kenaikan sebesar 24%, dari Rp1,23 triliun menjadi Rp1,53 triliun, sejalan dengan pertumbuhan bisnis. Selain itu, utang jangka pendek naik menjadi Rp564,4 miliar, sebagian besar berasal dari beban akrual dan utang pajak.

Secara keseluruhan, JASS melaporkan aset Rp1,72 triliun. Naik dari posisi Rp1,19 triliun pada 2023.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com