HeadlineIHSG

Bintang Mitra (BMSR) Keluar dari Proyek Hidrogen Peroxida, Alihkan ke Sulfindo Adiusaha

Pabrik hidrogen peroksida (H2O2) yang rencananya dibangun oleh kongsi PT Sumber Global Energy Tbk. (SGER), PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk. (BMSR) dan PT Sulfindo Adiusaha melalui PT Hidrogen Peroxida Indonesia (HPI) memasuki babak baru.

Raksasa petrokimia PT Sulfindo Adiusaha maju bertindak sebagai pengendali baru melalui serangkaian aksi korporasi.

Dalam pengumuman di media hari ini, Senin, 14 Oktober 2024, skema yang disiapkan yakni PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk. (BMSR) yang memiliki 45% saham HPI akan mengalihkan seluruh sahamnya kepada PT Sulfindo Adiusaha.

Selanjutnya, PT Sumber Global Energy Tbk. (SGER) yang awal nya menguasai 45% saham HPI juga mengalihkan sebagian sahamnya kepada PT Sulfindo Adiusaha. Meski demikian tidak dijelaskan besaran pengalihan saham dari SGER ataupun rancangan nilai traksansi.

Setelah akuisisi dari entitas sepengendali itu rampung, PT Hidrogen Peroxida Indonesia (HPI) akan menggelar peningkatan modal usaha yang juga akan dieksekusi oleh PT Sulfindo Adiusaha.

“Sehingga setelah dilakukan peningkatan modal dan pengambilalihan saham-saham tersebut, menyebabkan perubahan pemegang saham pengendali pada perseroan [ke PT Sulfindo Adiusaha],” tulis manajemen HPI dalam pengumumannya.

Sementara itu, dalam laporan keuangan kuartal II/2024 dari Bintang Mitra (BMSR), HPI mulanya dibeli dari pemegang saham lama berdasarkan akta No. 14 tanggal 20 Februari 2023 sebanyak 509 lebar dengan nominal Rp509 juta. Jumlah lembar saham ini setara 99,8% kepemilikan.

Selanjutnya, pada 20 November 2023, masuk pemegang saham baru dan dilakukan peningkatan modal sehingga BMSR memiliki 20.250 lembar senilai Rp20,25 miliar setara 45%.

Dari sisi kinerja, HPI memiliki aset Rp153,02 miliar per 30 Juni 2024. Saat yang sama perusahaan memiliki liabilitas Rp105,54 miliar dan posisi rugi Rp429,37 juta.

Dalam rencanan sebelumnya HPI akan membangun pabrik H2O2 dengan kapasitas 20.000 metrik ton untuk 100% konsentrasi atau 40.000 metrik ton untuk 50% konsentrasi per tahun. Kapasitas ini disebut sebagai pabrik Hidrogen Peroxida Indonesia terbesar kedua di Indonesia setelah PT Evonic Peroxide.

Pada 14 Juni 2024, HPI telah menunjuk Nuberg EPC, kontraktor spesialis industri kimia, untuk membangun pabrik ini dengan skema turnkey. Pembangunan diproyeksikan selesai dalam 21 bulan.

Pejabat dan pemegang saham HPI yang hadir dalam penunjukan tersebut termasuk Presiden Direktur Cendrasuri Ependy, Welly Thomas, Boediarto Boentaran, Raymond Ng, Iskandar Utina, dan Hadi Widjaja Purnomo.

PT Bintang Mitra diketahui telah menjadi distributor utama PT Sulfindo Adiusaha sejak 2009. Sulfindo sendiri adalah perusahaan petrokimia besar dengan kapasitas produksi yang signifikan, termasuk 320.000 metrik ton soda api, 380.000 metrik ton EDC, 130.000 metrik ton VCM, dan 110.000 metrik ton PVC.

Dalam pemberitaan sejumlah media ekonomi, Sulfindo, bersama dengan PT Sumber Global Energy Tbk. dan PT Hidrogen Peroxida Indonesia, merupakan bagian dari Grup Victoria yang dimiliki oleh keluarga Tanojo. Sebagai informasi, keluarga Tanojo adalah salah satu pemilik Wings Group.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com