Bill Gates Indonesia Otto T. Sugiri Merger Fortress (FDS) ke Dalam Sarana Pactindo (PAC)
Theeconopost.com — Konglomerat teknologi Otto Toto Sugiri, yang juga dijuluki Bill Gates Indonesia, mengumumkan merger dua perusahaan perangkat lunak yang dimilikinya, yaitu PT Fortress Data Services (FDS) dan PT Sarana Pactindo (PAC).
Fortress Data Services (FDS) adalah penyedia layanan teknologi berbasis Software as a Service (SaaS) yang menyasar ekosistem jasa keuangan dan perbankan hingga ke tingkat daerah. Sedangkan PAC memiliki spesifikasi serupa, tetapi lebih fokus pada solusi internet banking, mobile banking, dan EDC.
Dikutip dari prospektus, sebelum merger, pemegang saham FDS adalah Otto Toto Sugiri (16,2%), PT Tricom Citra Systems (20%), Sutjahyo Budiman (16,2%), Elvira Saputra (8%), PT Blue Cross Indonesia (21,2%), dan PT Simian Technologies (18,4%).
Sementara itu, pemegang saham PAC sebelum merger adalah Otto Toto Sugiri (31,8%), PT Tricom Citra Systems (19,9%), PT Nuansa Niaga Permata (31,8%), Sutjahyo Budiman (11,9%), Yudi Hartono (4,2%), dan Elvira Saputra (0,4%).
![]() | Terima Kasih Sudah Membaca Berita Premium di The Econopost! Konten yang Anda baca merupakan konten premium. Dukung kami dengan melakukan pembayaran melalui QRIS senilai Rp 5.000. Cukup scan QR code yang tersedia, dan terus nikmati informasi terbaru yang kami sajikan khusus untuk Anda. Kontribusi Anda sangat berarti bagi kami untuk terus menghadirkan informasi tajam, terpercaya, dan eksklusif sesuai kebutuhan. Best Regard |
“Alasan konsolidasi ini adalah untuk meningkatkan kapabilitas dan layanan kedua perusahaan secara terstruktur, skalabilitas, efisiensi, dan sinergi bisnis guna memperkuat daya saing melawan pemain luar yang telah memasuki pasar Indonesia,” demikian tertulis dalam prospektus, dikutip Sabtu, 18 Januari 2025.
Penggabungan ini juga memaksimalkan izin yang dimiliki PAC, seperti penerbit uang elektronik, penyelenggara layanan keuangan digital, transfer dana antar uang elektronik, serta izin pemrosesan transaksi pembayaran menggunakan standar QRIS MPM, baik sebagai issuer maupun acquirer pada Uang Elektronik PAC Cash.
Setelah merger, pemegang saham Sarana Pactindo hasil penggabungan adalah Otto Toto Sugiri (26%), PT Tricom Citra Systems (19,9%), PT Nuansa Niaga Permata (20%), Sutjahyo Budiman (13,5%), Yudi Hartono (2,6%), Elvira Saputra (3,2%), PT Blue Cross Indonesia (7,9%), dan PT Simian Technologies (6,8%).
Nasib Karyawan Hasil Merger
PAC akan mempertahankan bisnis yang sebelumnya dijalankan oleh FDS. Dengan keputusan ini, PAC akan memiliki tiga bidang usaha, yaitu perdagangan, industri, dan jasa di sektor teknologi, khususnya di bidang industri perbankan.
Setelah penggabungan, PAC akan memiliki aset Rp863,4 miliar. Ekuitas perusahaan mencapai Rp517,4 miliar, dengan liabilitas jangka pendek Rp326,89 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp19,1 miliar.
Dijelaskan juga, direksi yang tidak terpilih setelah penggabungan akan menerima haknya sesuai perjanjian kerja. Sementara itu, karyawan disebutkan akan dipertahankan. Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan akan ada evaluasi organisasi dan penempatan ulang karyawan berdasarkan kompetensi mereka.
PT Sarana Pactindo (PAC) hasil merger akan dipimpin oleh Sutjahyo Budiman sebagai Direktur Utama, Ryan Sumadihardja sebagai Direktur Digital System and Payment System, Direktur Core Banking Elvira Saputra, Direktur Operations Deddy Arisanto Boediman, Direktur Research and Development Yudi Hartono, Direktur Corporate Affairs Karla Winata, serta Direktur Data Analytics and Regulatory Leonardus Seno Purwoadi. Otto Toto Sugiri dan Iwan Setiawan akan menjabat sebagai Komisaris Utama.
Proses merger masih menyisakan beberapa agenda, termasuk batas akhir pengajuan keberatan kreditur pada 31 Januari 2025, persetujuan pemegang saham dan penandatanganan akta penggabungan pada 17 Februari 2025, serta estimasi pernyataan efektif dari Kementerian Hukum pada 18-21 Februari 2025.