Bakrie and Brothers (BNBR) Umumkan Skema Lenyapkan Saldo Rugi demi Bisa Utang dan Bagi Dividen
PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) mengumumkan penerapan skema kuasi reorganisasi untuk menghapus saldo utang dari neraca pembukuan perusahaan. Per 31 Desember 2023, BNBR mencatat saldo rugi sebesar Rp19,5 triliun, akumulasi laba rugi sejak 2011 hingga 2023.
Dikutip dari prospektus, Rabu, 19 Juni 2024, Bakrie & Brothers menjelaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk memulai awal baru dengan neraca keuangan yang bersih dari defisit masa lalu, memperbaiki struktur ekuitas dengan mengeliminasi akumulasi rugi menggunakan komponen ekuitas lain seperti agio saham, selisih transaksi dengan pihak nonpengendali, dan penurunan modal saham.
“Dengan kondisi neraca keuangan yang menunjukan nilai sekarang tanpa dibebani defisit masa lampau, Perseroan diharapkan akan lebih mudah memperoleh pendanaan [utang], jika diperlukan, dalam rangka pengembangan usaha,” tulis manajemen dalam prospektusnya.
Kuasi organisasi juga diharapkan meningkatkan minat dan daya tarik investor terhadap saham BNBR, yang diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Serta terbukanya ruang untuk membagikan dividen.
“Dengan tidak adanya saldo defisit, maka akan dapat memberikan dampak positif bagi para pemegang saham karena Perseroan dapat membagi dividen sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk UUPT,” tertulis lebih lanjut.
Untuk menghapus saldo defisit jumbo ini, BNBR akan menjalankan tiga langkah utama: pertama, mengeliminasi akumulasi rugi dengan saldo positif akun agio saham sebesar Rp61,72 miliar; kedua, mengeliminasi selisih transaksi dengan pihak nonpengendali sebesar Rp519,04 miliar; ketiga, setelah eliminasi tersebut, BNBR masih memiliki saldo rugi sebesar Rp18,95 triliun.
Untuk mengatasi ini, BNBR akan menurunkan modal dasar, ditempatkan, dan disetor melalui penurunan nilai nominal saham secara proporsional sebagai berikut: Saham Seri A dari Rp28.500 menjadi Rp5.687 per saham, Saham Seri B dari Rp3.990 menjadi Rp796 per saham, Saham Seri C dari Rp1.140 menjadi Rp227 per saham, Saham Seri D dari Rp500 menjadi Rp99 per saham, dan Saham Seri E dari Rp64 menjadi Rp12 per saham.
Setelah aksi ini, jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh milik pemegang saham akan anjlok dari Rp23,67 triliun menjadi Rp4,6 triliun. Sedangkan jumlah saham yang beredar tetap sama sebesar 160,05 miliar. Untuk memuluskan aksi ini, BNBR akan menyelenggarakan RUPS pada 21 Juni 2024.
Saat ini pemegang saham BNBR terdiri dari Levoca Enterprise (31,01%), Port Fraser International (28,96%), Fountain City Investment (24,7%), dan sisanya masyarakat (14,33%). Tidak terdapat nama perusahaan dalam negeri yang memakili keluarga Bakrie dalam perusahaan ini, meski demikian perusahaan holding keluarga Bakrie ini dikendalikan sepenuhnya oleh keluarga dengan susunan:
- Komisaris Utama : Armansyah Yamin
- Komisaris Independen : Raniwati Malik
- Direksi
- Direktur Utama : Anindya Novyan Bakrie
- Wakil Direktur Utama : Anindra Ardiansyah Bakrie
- Direktur : Hendrajanto Marta Sakti
- Direktur : Kartini Sally
- Direktur : Raden Ajeng Sri Dharmayanti