Kolom

Ironi Hari Asuransi dan Prinsip Utmost Good Faith

Andreas Freddy Pieloor

Guru Asuransi, penulis buku keuangan dan asuransi, praktisi asuransi sejak 1987

***

HARI ASURANSI diperingati setiap 18 Oktober setiap tahun. Kegiatan rutin ini dimulai dari deklarasi oleh peserta konferensi anggota-anggota East Asian Insurance Congress (EAIC) pertengahan 2006 di Brunei Darussalam. Setelahnya, program ini diperingati setiap tahun di Indonesia. 

Amanat besar terselip dari Hari Asuransi ini. Masyarakat dapat merasakan keberadaan industri asuransi di tengah mereka. Lainnya, industri yang sudah berumur ratusan tahun semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat dan pemegang polis.  

Kini setelah 15 tahun diperingati sejumlah pertanyaan besar masih terus mengemuka. Apa yang kita banggakan terhadap prestasi asuransi Indonesia? Apakah hanya sekadar gede-gedean premi yang dikumpulkan? Besar-kecil komisi yang dibayarkan kepada para agen asuransi? 

Pertanyaan ini masih terus bertambah dengan apakah industri ini hanya berlomba-lomba membandingkan aset dan rasio solvabilitas (risk-based capital/RBC). Inikah arah industri asuransi yang kita banggakan selama ini? Bila jawabannya iya, maka Industri ini tidak melihat keluar. 

Semua angka dan perlombaan ini hanya memerhatikan ke dalam. Sebuah ego. Keadaan yang tidak mencerminkan fungsi paling mendasar. Kualitas pelayanan dan kepuasan nasabah. 

Sebuah refleksi mendalam diperlukan agar pejabat dalam industri ini baik asosiasi maupun otoritas menjadi pihak pertama yang memperhatikan apa yang dirasakan dan dialami oleh para nasabah. Mereka yang selama ini membayar premi dan sebagian dari premi itu membayar gaji kita.

Sebuah fenomena umum di media sosial maupun di lingkungan bertetangga keluh kesah akan industri ini semakin mengemuka. Keluhan tidak lagi ditujukan kepada industri ataupun regulator namun kepada pihak-pihak di luar lembaga perasuransian. Baik Ombudsman RI, DPR, bahkan mengadu kepada aparat penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan. 

Saatnya mereka yang gajinya dibayar dari premi nasabah mengambil tanggung jawab sebagaimana harusnya. Menyelesaikan pengaduan nasabah ini dengan adil. Bukan menyalahkan atau berdalih Nasabah gagal paham. Ironi!

Menyalahkan nasabah akibat keluguan dan awamnya mereka. Agen asuransi-pun yang menjadi ujung tombak dengan latar belakang yang sangat beragam pun tidak luput yang dimintai tanggung jawab. Padahal kesalahan tersebut bermula dan berasal dari kelas-kelas pelatihan oleh para trainer sesuai dengan arahan pimpinan perusahaan asuransi.

Saat yang sama, asosiasi yang mengeluarkan lisensi agen pun tidak mengakui bahwa lisensi hanyalah lisensi, tanpa pengawasan yang ketat dan penilaian kode etik berkelanjutan.

 

Utmost Good Faith

Kita selalu berkilah dan beralasan, industri ini tetap tumbuh, tanda kepercayaan masyarakat tetap tumbuh! Tidak otomatis demikian. Karena banyak penjualan polis asuransi yang dihasilkan paksa dari kerjasama bank ataupun leasing terkait kredit atau pinjaman.

Padahal, industri ini dijalankan dan dibangun dengan dasar yang sangat teguh. Utmost Good Faith.

Memberitahukan sejelas-jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan objek yang diasuransikan. 

Prinsip yang menegaskan kejelasan fakta mana yang dijamin dan dikecualikan dalam setiap premi. Termasuk semua persyaratan dan kondisi yang dijamin. 

Sebuah ironi merayakan hari asuransi ini jika ada pembeda perlakukan antara mereka yang pesohor, pejabat publik dengan nasabah kecil. Nasabah yang benar-benar berharap perlindungan dari industri ini namun tak mudah mendapatkan haknya. Sementara para pesohor dan pemuka politik dengan pengaruhnya membalikkan perjanjian dalam polis yang memang sudah disepakati bersama. 

Peringatan Hari Asuransi ini, saatnya kita ukur ulang indeks prestasi industri ini di Indonesia. Bukan lagi dari semata pertumbuhan angka-angka statistik namun dari kepercayaan dan kepuasan nasabah, jumlah kasus klaim asuransi yang diajukan nasabah dan berapa yang diterima, nilai klaim asuransi yang dituntut nasabah dan berapa yang dibayarkan, jadwal pemrosesan dan pembayaran sebuah kasus klaim, keluhan dan komplain yang diajukan nasabah dan berapa tersolusikan, keterbukaan dan kelengkapan data perusahaan tentu dipublikasikan.  

Saya menginisiasi perlunya diadakan Temu Terbuka Masif (TTM) antara perusahaan asuransi dan nasabah dan regulator mendengarkan apa yang terjadi. Dengarkan apa kata hati dan jeritan jiwa nasabah, agar kita tahu apa yang sebenarnya nasabah pikirkan atas industri ini. Berapa nilai Anda di hadapan mereka!

Mari kita buktikan bahwa insan perasuransian Indonesia adalah mereka yang menegakkan Utmost Good Faith. Bila tidak lebih baik, keluarlah dari industri ini. Lebih baik dagang mobil bekas di Pecenongan atau buka restoran dan cafe.

Selamat hari asuransi 18-10-2021, kepada Anda yang memang memiliki jiwa utmost good faith! Salam kebajikan.

 

Kirim Tulisan Anda

Redaksi Tempias.com menerima gagasan dan pemikiran dari berbagai pihak untuk diterbitkan dalam rubrik kolom. Silakan kirim naskah tulisan ke email: redaksi@tempias.com dengan menyertakan riwayat hidup singkat (Curriculum Vitae) dan foto terbaru. Artikel yang masuk merupakan hak redaksi Tempias.com. Apabila lebih dari 1 minggu artikel yang diterima belum diterbitkan tanpa pemberitahuan lain dari redaksi, penulis berhak mengirimkannya ke media lain.

 

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

One thought on “Ironi Hari Asuransi dan Prinsip Utmost Good Faith

  • Iwan Hermawan

    Benar, bisnis asuransi itu menjaga kepercayaan dan how to create your customer…tdk semata2 mengejar target produksi n sedikit beda dgn berdagang. Know well how your customer yg beraneka ragam itu n dgn itikad terbaik mendisclosure isi perjanjian asuransi spy mereka puas dan terhindar dr masalah hukum. Semoga pebisnis dan nasabah asuransi dapat sama2 memperoleh manfaat dr adanya jasa asuransi.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com