HeadlineIHSGSaham IPO

IPO Mitratel Resmi Dimulai, Begini Prospek & Bidang Usaha

Tempias.com, JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk alias Mitratel menjadwalkan melaksanakan initial public offering (IPO) pada 22 November 2021. Tanggal IPO Mitratel ini masih perkiraan karena menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Bidang usaha PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) adalah Penyedia Jasa Menara Telekomunikasi. Perusahaan beralamat di Telkom Landmark Tower, Jl. Gatot Subroto, Jakarta. Per 30 Juni 2021, Mitratel juga mengoperasikan 11 kantor jaringan tang tersebar di Medan, Surabaya, Pekanbaru, Bali, Palembang, Jakarta, Balikpapan, Bandung, Jayapura dan Semarang.

Prospektus yang diterbitkan hari ini, Selasa, 26 Oktober 2021, Mitratel akan melepas 25,54 miliar lembar saham atau setara 29,85 persen dengan nominal Rp228. Harga pelaksanaan IPO Mitratel dipatok pada rentang Rp 775 hingga Rp 975. 

 

BACA JUGA: IPO Boba King (IDX: BOBA) Incar Rp 392 miliar, Catat Jadwal dan Harga Penawaran

 

Dengan penetapan harga ini, maka Mitratel akan meraup dana sebanyak-banyaknya Rp 24,9 triliun. Posisi ini sekaligus berpotensi menjadikan IPO Mitratel sebagai yang terbesar dalam sejarah Bursa Efek Indonesia mengalahkan rekor PT Bukalapak.com yang berhasil meraup dana dari IPO Rp 21,9 triliun. 

Dalam IPO Mitratel ini bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT BRI Danareksa Sekuritas (kode broker: OD) dan PT Mandiri Sekuritas (kode broker: CC). 

Prospektus juga menjelaskan, saat ini pemegang saham Mitratel sepenuhnya adalah PT Telkom Indonesia (IDX: TLKM) dengan kepemilikan 99,99 persen dan anak usaha Telkom lainnya, PT Metra Digital Investama atau MDI Ventures (0,01 persen).

Bersamaan dengan gelaran IPO, perusahaan juga menyelenggarakan program ESA dan MESOP. Untuk program ESA, karyawan dijatah sebanyak-banyaknya 0,1 persen dari saham yang diterbitkan. Sedangkan MESOP dijatah sebanyak-banyaknya 0,13 persen dari jumlah modal ditempatkan. 

Dengan rangkaian ini, maka pemegang saham Mitratel setelah IPO menjadi Telkom (70,06 persen), Masyarakat (29,78 persen), ESA (0,03 persen), MESOP (0,13 persen) dan MDI Ventures (0,00 persen). 

 

BACA JUGA: IPO Ace Oldfields (IDX: KUAS),  Ini Profil Josef  Kandiawan Pemegang Saham Pengendali

 

PENGGUNA DANA IPO MITRATEL

Dari perolehan dana IPO ini, Mitratel berencana menggunakan 90 persen di antaranya sebagai modal kerja. Perinciannya, 44 persen untuk belanja organik seperti penambahan menara, hingga ekspansi teknologi. 

Sebanyak 56 persen, akan digunakan oleh Mitratel untuk ekspansi dengan melakukan akuisisi anorganik. Perusahaan menyebutkan akuisisi terutama dari operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia. Aksi anorganik ini juga mencakup teknologi dan layanan baru yang dapat bersinergi dengan bisnis menara. 

Disebutkan juga Mitratel merupakan perusahaan menara yang menarik secara global. 

“Rata-rata marjin EBITDA pasca sewa tanah 70-80 persen,” jelas manajemen dalam prospektusnya. 

 

BACA JUGA: SWF Abu Dhabi Injeksi GOTO Rp  565 Triliun Ini Tujuannya

 

Capaian ini lebih tinggi dibandingkan marjin perusahaan sejenis di dunia yang berada pada level 55 persen sampai 75 persen di AS, Eropa, India bahkan China. 

“Perseroan  menikmati  visibilitas  pendapatan  yang  tinggi  karena  sebagian  besar pendapatan  Perseroan  diperoleh  dari  kontrak  jangka panjang  dengan  basis  pelanggan  yang  memiliki  kelayakan  kredit  yang  baik.  Per  30  Juni  2021,  Perseroan  memiliki  pendapatan terkontrak  yang  belum  tercatat  yang  substansial  dalam  jumlah  sekitar  Rp30,7  triliun  hingga  tahun  2030  dari  kontrak berjalan,” tulis manajemen Mitratel. 

 

BACA JUGA: Terbaru, Ini Saham LQ45 Paling Banyak Diburu Asing YTD, Sudah Punya

 

Jumlah menara yang dioperasikan oleh Mitratel sendiri tercatat di Sumatera sebanyak 8.049, Kalimantan (2.546), Sulawesi (2.393), Jawa (11.963), Bali dan Nusa Tenggara (1.911), dan Maluku dan Papua (1.168).  

“Perseroan  akan  tetap  menjajaki  akuisisi  untuk  meningkatkan  nilai  dalam  rangka  memperkuat  posisi kepemimpinan Perseroan di pasar menara telekomunikasi Indonesia dan mewujudkan visi Perseroan untuk menjadi salah satu dari 5 perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Asia Pasific,” ulas manajemen.

Dalam prospektusnya, Mitratel menyebutkan pendapatan perusahaan pada 2020 mencapai Rp 6,18 triliun. Dari jumlah ini Mitratel meraup raba Rp 602 miliar. 

Sementara hingga 30 Juni 2021, pendapatan Mitratel sudah meraup pendapatan Rp 3,22 triliun dengan laba Rp 701,8 miliar.

 

BACA JUGA: Tahapan IPO Mitratel Dimulai, Ini Jadwal dan Harga Penawaran

 

RENCANA JADWAL IPO MITRATEL

  • Masa Penawaran Awal IPO Mitratel (book building): 26 Oktober – 4 November 2021
  • Prakiraan Tanggal Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan IPO Mitratel: 12 November 2021
  • Prakiraan Masa Penawaran Umum IPO Mitratel: 16 – 18 November 2021
  • Prakiraan Tanggal Penjatahan IPO Mitratel: 18 November 2021
  • Prakiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik IPO Mitratel: 19 November 2021
  • Prakiraan Tanggal Pencatatan Efek di Bursa Efek Indonesia IPO Mitratel: 22 November 2021

 

 

Ahmad Ridwan

Menyukai dunia tulis menulis sejak muda. Memulai perjalanan sebagai jurnalis di Tempias.com. Hubungi kami di redaksi@tempias.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com