HeadlineIHSG

IHSG Pekan Ini 6.070, Ini Daftar 10 Saham Paling Cuan & Bidang Usahanya

Tempias.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini (26-30 Juli 2021) ditutup pada level 6.070. Posisi ini membawa IHSG dalam sepekan terakhir melemah 0,64 persen dibandingkan akhir pekan lalu. 

Dalam statistik Bursa Efek Indonesia sepekan yang dikeluarkan, hari ini, Jumat, 30 Juli 2021, terdapat 10 emiten yang menghasilkan cuan atau capital gain paling kuat dengan memberikan keuntungan puluhan hingga ratusan persen bagi investornya dalam sepekan terakhir. 

Berikut adalah 10 saham paling cuan pada pekan ini (26-30 Juli 2021) dan bidang usahanya:

  1. Saham BOLA atau Bali Bintang Sejahtera (gain 150 persen)

Bidang usaha BOLA adalah pengelola klub sepakbola dari pulau Dewata,  Bali United, perseroan juga menjalankan kegiatan pendukung seperti peralatan olahraga dan merchandise lainnya.

Pemegang saham BOLA adalah Pieter Tanuri (32,07 persen), Grup Salim melalui Asuransi Central Asia (8,88 persen) dan Indolife Pensiontama (5,39 persen), juga ada Asuransi Jiwa Kresna (9,2 persen) dan Ayu Patricia Rachmat (5,25 persen). 

 

  1. Saham OMRE atau Indonesia Prima Property (gain 84,17 persen)

Bidang usaha OMRE adalah properti melalui anak usaha, beberapa kelolaan dari OMRE seperti Wisma Sudirman dan Annex, Apartemen Puri Casablanca, Hotel Novotel Surabaya, Hotel Grand Tropic di Jakarta, Blok M Mall Jakarta, Parahyangan Plaza Bandung hingga perumahan Bukit Tiara Tangerang.

Saat ini, pemegang saham perusahaan terdiri dari First Pacific Capital Group Limited 65,71 persen dan masyarakat 34,29 persen. 

First Pacific adalah perusahaan investasi yang berbasis di Hong Kong dan dikendalikan oleh raja mie Anthoni Salim. 

 

BACA JUGA: Investasi Rp 192,5 Miliar, Alibaba Siap Kuasai BBYB

 

  1. Saham GSMF atau Equity Development Investment (gain 75 persen)

Bidang usaha GSMF adalah perusahaan induk (holding dan keuangan). Anak usaha dari GSMF seperti asuransi Equity Life, Asuransi Dayin Mitra, Equity Securities Indonesia hingga pialang asuransi Lumbung Sari. Perusahaan juga pemegang saham terbesar pada Bank Ganesha (IDX: BGTG). Pemegang saham utama GSMF adalah Equity Global Int. Limited kepemilikan 67,76 persen, Polychem Indonesia (IDX: ADMG) dengan kepemilikan 8,8 persen dan masyarakat 23,44 persen.

 

  1. Saham LPIN atau Multi Prima Sejahtera (gain 72,37 persen)

Bidang usaha LPIN adalah industri. Perusahaan ini merupakan bagian dari Lippo Group dengan fokus membuat spare parts untuk industri otomotif. 

Pemegang saham LPIN terdiri dari Multipolar (IDX: MLPL) dengan penguasaan 18 persen dan masyarakat 18 persen. 

 

  1. Saham TRIM atau Trimegah Sekuritas Indonesia (gain 66,67 persen)

Bidang usaha TRIM adalah sekuritas dan bank investasi. Perusahaan ini dikendalikan oleh konglomerat Patrick Walujo, bos firma investasi Northstar melalui Advance Wealth Finance Ltd (49,23 persen), pemegang saham lain adalah Union Sampoerna (9,85 persen) dan masyarakat termasuk direksi sekitar 41 persen.

 

  1. Saham NICK atau Charnic Capital (gain 54 persen)

Bidang usaha NICK adalah perusahaan induk dan investasi.Pemegang saham terakhir NICK berdasarkan prospektus IPO adalah Anton Santoso melalui Prosperindo Utama dan Indovest Central. Nama yang disebutkan terakhir juga pengendali Protech Mitra Perkasa (IDX: OASA).

Meski begitu, berdasarkan data IDX terbaru, pemegang saham NICK sudah berubah menjadi Indovest Central(57,56 persen), Okansa Indonesia (16,44 persen) dan Prosperindo Utama (1,53 persen). Anton sendiri saat ini tercatat sebagai Direktur Utama.

 

BACA JUGA: Saham JAST, Bidang Usaha, Profil Jasnita Telekomindo & Kode Ticker

 

  1. Saham JAST atau Jasnita Telekomindo (gain 48,87 persen)

Bidang usaha JAST adalah layanan telekomunikasi, call center dan komunikasi cloud.

Salah satu produk JAST yang sempat menarik perhatian masyarakat adalah kartu panggilan Dolphin. Kartu telepon berbasis VOIP ini memungkinkan pengguna melakukan panggilan internasional dengan tarif terjangkau.

Pemegang saham JAST adalah PT Persada Inti Sejahtera (53,92 persen), masyarakat kurang dari 5 persen (42,85 persen) dan sisanya dimiliki pemegang saham lainnya. 

 

  1. Saham BBYB atau Bank Neo Commerce (gain 46,09 persen)

Bidang usaha BBYB adalah perbankan. Saat ini perseroan tengah bersiap menjadi bank digital. 

Pemegang saham BBYB saat ini terdiri dari Gozco Capital, Asabri dan Akulaku Silvrr Indonesia. Nama terakhir berafiliasi dengan raksasa teknologi Alibaba dan akan ditetapkan sebagai pengendali BBYB dalam RUPS LB jelang akhir tahun nanti.

 

BACA JUGA: IPO Juli 2021, Ini Profil dan Prospek UVCR

 

  1. Saham UVCR atau Trimegah Karya Pratama (gain 46 persen)

Bidang usaha UVCR adalah distribusi diskon melalui aplikasi dan jasa internet. Perusahaan baru IPO pada 27 Juli lalu.

 

  1. Saham WEHA atau WEHA Transportasi Indonesia (gain 45,88 persen)

Bidang usaha WEHA adalah taksi White Horse. Pemegang saham WEHA adalah Panorama Sentrawisata (IDX:PANR) dengan kepemilikan 44,91 persen, Weha Investama (14,05 persen) dan masyarakat 29,76 persen. Sisa saham lainnya tersebar di direksi dan pemegang saham lainnya. PANR sendiri didirikan oleh Adhi Tirtawisata dan telah berkonsolidasi dengan JTB Corporation.

 

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com