Gojek Tokopedia (GOTO) Catat Kerugian Rp5,46 Triliun pada 2024, Pendapatan Naik 7,5%
TheEconopost.com, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp15,89 triliun pada tahun 2024, meningkat 7,5% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp14,78 triliun. Namun, perusahaan teknologi ini masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp5,46 triliun, meskipun mengalami perbaikan dibandingkan dengan kerugian Rp90,51 triliun pada 2023.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian yang dirilis hari ini, Rabu, 12 Mei 2025 beban pokok pendapatan naik menjadi Rp7,41 triliun dari Rp5,09 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara itu, beban penjualan dan pemasaran mengalami penurunan signifikan menjadi Rp2,84 triliun dari Rp6,43 triliun pada 2023.
Dari sisi aset, total aset GoTo turun menjadi Rp43,2 triliun dari Rp54,09 triliun pada akhir 2023. Jumlah sebesar Rp10,90 triliun ini setara dengan 20,13% pada total aset Perseroan
Simon Tak Leung Ho, Direktur GOTO menjelaskan bahwa perubahan signifikan ini berkaitan dengan proses dekonsolidasi PT Tokopedia, yang terjadi setelah penyelesaian Perjanjian Pengambilbagian Saham dengan TikTok pada 31 Januari 2024.
“Dekonsolidasi PT Tokopedia ini dikarenakan penyelesaian Perjanjian Pengambilbagian Saham sehubungan dengan investasi dari TikTok kepada PT Tokopedia pada tanggal 31 Januari 2024 sebagai bagian dari Kemitraan Strategis antara PT Tokopedia dan TikTok, yang merupakan sebuah transaksi non operasional dan one-off, sehingga tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan Perseroan,” ujar Simon dalam pernyataannya.
Meski mengalami penurunan aset, GOTO mencatat perbaikan pada total liabilitas konsolidasian sebesar Rp5,57 triliun atau 30,33%. Perbaikan ini didorong oleh penurunan utang escrow dan kewajiban lain-lain sebesar Rp2,95 triliun, serta penyesuaian liabilitas pajak tangguhan dan akrual masing-masing sebesar Rp1,90 triliun dan Rp713 miliar.
Hasilnya, jumlah liabilitas juga menurun dari Rp18,37 triliun menjadi Rp12,8 triliun pada 2024. Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp32,98 triliun, lebih rendah dibandingkan Rp37,93 triliun pada tahun sebelumnya.
Manajemen GoTo menyebut seluruh perubahan ini telah dilaporkan dalam Catatan 33 dan 34 Laporan Keuangan Konsolidasian yang telah diaudit.
Perusahaan juga mengalami penurunan jumlah karyawan, dari 7.522 orang pada akhir 2023 menjadi 3.352 orang pada akhir 2024. Hal ini mencerminkan langkah efisiensi yang dilakukan dalam menghadapi tantangan bisnis.
Sementara dalam keterangan tertulisnya, Simon menyebut perbaikan pada pendapatan dan profitabilitas mencerminkan pertumbuhan yang terus berlanjut dari layanan inti perusahaan. Dia juga menekankan kinerja keuangan juga mencerminkan efektivitas strategi pengelolaan biaya yang telah diterapkan di seluruh lini bisnis.
“GTV inti Grup dan pendapatan kami terus meningkat secara konsisten sepanjang tahun, di sisi lain, pendekatan efisiensi biaya yang lebih terperinci, memungkinkan kami menurunkan beban kas rutin tetap sebesar 3% sepanjang tahun penuh menjadi Rp5,3 triliun. Fondasi keuangan yang sehat yang telah kami bangun pada 2024 menempatkan kami dalam posisi yang kuat untuk terus menjalankan strategi kami pada tahun 2025,” katanya.
Sementara itu, untuk 2025, perusahaan menyebut berada di jalur untuk terus bertumbuh dan mencapai profitabilitas, dengan memanfaatkan nilai ekosistemnya yang terhubung secara unik. Perseroan saat ini memperkirakan EBITDA Grup yang disesuaikan untuk tahun 2025 akan berada di kisaran Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun.
Bayar Sesuai Keinginan Terima Kasih Sudah Membaca Berita Istimewa di The Econopost! Konten yang Anda baca merupakan konten premium. Apresiasi kami dengan melakukan pembayaran melalui QRIS mulai dari Rp.5000 hingga sesuai keinginan. ![]() Cukup scan QR code yang tersedia, dan terus nikmati informasi terbaru yang kami sajikan khusus untuk Anda. Kontribusi Anda sangat berarti bagi kami untuk terus menghadirkan informasi tajam, terpercaya, dan eksklusif sesuai kebutuhan. Best Regard |
Pada 2024 lalu, pengguna yang Bertransaksi Bulanan (Monthly Transacting Users/MTUs) dalam ekosistem GoTo tumbuh 22% YoY pada kuartal keempat dan 16% setahun penuh. GTV inti Grup meningkat sebesar 66% YoY pada kuartal keempat menjadi Rp79,2 triliun dan tumbuh 58% sepanjang tahun penuh menjadi Rp268,2 triliun.
Sementara itu, GTV Grup pada kuartal keempat tumbuh 32% YoY menjadi Rp144,5 triliun, dan tumbuh 29% untuk setahun penuh menjadi Rp519,8 triliun. Pendapatan bruto tumbuh 28% YoY pada kuartal keempat menjadi Rp5,0 triliun dan naik 30% sepanjang tahun penuh menjadi Rp18,1 triliun. EBITDA Grup yang disesuaikan tumbuh 348% YoY dan 191% secara kuartalan (QoQ) pada kuartal keempat, mencapai Rp399 miliar untuk periode tersebut dan Rp386 miliar untuk setahun penuh.
Perkiraan ini didasarkan pada kondisi pasar saat ini dan mencerminkan estimasi awal Perseroan, yang semuanya bergantung pada berbagai ketidakpastian dan risiko, termasuk meningkatnya persaingan pasar, yang diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa kuartal mendatang, serta inflasi biaya, kondisi perekonomian makro, dan variabel lainnya.