Wilton Makmur (IDX: SQMI) Ungkap Temuan Emas Saat Jalankan Produksi Komersil
Tempias.com, JAKARTA — PT Wilton Makmur Indonesia Tbk. (IDX: SQMI) menyebutkan perusahaan sudah dalam tahap produksi komersial dengan kapasitas penuh.
“Sejak awal semester kedua ini kami sudah mulai berproduksi dengan kapasitas penuh 500 ton per hari,” kata Corporate Secretary Mohammad Noor Syahriel kepada Tempias pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Dia menuturkan, tidak terdapat kendala dalam proses produksi perusahaan. “[Emas yang ditemukan] Sejauh ini masih dalam parameter, jadi so far so good dalam hal operasionalnya,” katanya.
Menurutnya, perusahaan fokus untuk melakukan produksi komersial di fasilitas pemrosesan. “Kami belum melakukan eksplorasi lanjutan, [karena] hasil eksplorasi sebelumnya yang sudah direview oleh IQPR tahun 2018 masih tetap jadi acuan kerja kami,” katanya menegaskan.
Berdasarkan penjelasan perusahaan ke Bursa Efek Indonesia, PT. Wilton Makmur Indonesia Tbk dan anak-anak perusahaannya beroperasi di Desa Ciemas, Desa Mekarjaya dan Cihaur, Kecamatan Ciemas, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Dari areal ini terdapat 6 prospek cekungan emas yang telah dieksplorasi perusahaan yaitu prospek Cikadu (“CKD”), Sekolah (“SEK”), Cibatu (“CBT”), Pasir Manggu (“PSM”), Cibak (“CBK”) dan Cipancar (“CPR”). “Laporan IQPR secara independen dipersiapkan oleh SRK Consulting China Ltd,” katanya.
Dengan keyakinan dengan data ini meka perusahaan tidak melakukan eksplorasi lebih lanjut. “Tidak ada kegiatan eksplorasi yang dilakukan di Triwulan III 2023. Kegiatan operasional difokuskan untuk Produksi Komersial di Fasilitas Pemrosesan Floatation and Carbon-in-Leach,” tertulis dalam penjelasan ke bursa.
Floatation atau pengapungan adalah teknik pemisahan emas dengan cara mengapungkan. Bahan yang sudah dihaluskan kemudian diapungkan menjadi buih lalu diikat bahan kimia tertentu dan udara.
Sedangkan proses Carbon-in-Leach Sirkuit (CIL) adalah proses pencucian emas secara terus menerus dari bijih ke cairan dan adsorpsi emas berlawanan arah arus dari cairan ke partikel karbon dalam serangkaian tangki. Proses rumit CIL ini memegang kunci profitabilitas dalam proses ekstraksi emas. (Putra, O. Permana)