Profil Bahrullah Akbar, Komut Bank DKI Eks BPK Pilihan Gubernur Anies Baswedan
Tempias.com, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengangkat Bahrullah Akbar sebagai komisaris PT Bank DKI yang baru.
Penunjukkan Bahrullah sebagai Komisaris Utama Bank DKI tidak melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ataupun RUPS Luar Biasa. Bahrullah ditunjuk oleh Anies melalui RUPSLB Sirkuler.
RUPSLB Sirkuler adalah keputusan para pemegang saham yang diambil di luar RUPS. Keputusan sirkuler disebut juga dengan usulan keputusan yang diedarkan. Di sini pemegang saham membuat keputusan lalu diedarkan kepada pemegang saham lainnya untuk kemudian ditandatangani sebagai persetujuan.
Bank DKI sendiri dimiliki 99,98 persen oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan 0,02 persen sisanya dimiliki oleh BUMD milik Pemprov DKI yakni Pasar Jaya.
“Mengangkat Sdr. Bahrullah Akbar sebagai calon Komisaris Utama (independen) PT Bank DKI, yang bersangkutan melaksanakan tugas dan fungsi dalam jabatannya terhitung sejak dinyatakan memenuhi persyaratan penilaian kemampuan dan kepatutan oleh Otoritas Jasa Keuangan, tanpa memerlukan persetujuan lebih lanjut dari pemegang saham,” tulis pengumuman Direksi Bank DKI, Senin, 30 Mei 2022.
Selain Bahrullah, Anies juga masih menunggu persetujuan OJK akan hasil uji kelayakan dan kepatutan direktur Herry Djufraini yang diangkat sejak 25 Maret 2022 lalu.
Lalu bagaimana profil Bahrullah Akbar sehingga dipercaya Gubernur Anies menjadi Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Bank DKI tanpa melalui RUPS Luar Biasa?
Jabatan terakhir Bahrullah adalah Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dia bergabung menjadi anggota BPK sejak 2011.
Karir Bahrullah sendiri dimulai sebagai guru SMA (1983 – 1985) setelah menamatkan pendidikan sebagai Sarjana Muda Manajemen Keuangan – Akademi Pimpinan Perusahaan, Departemen Perindustrian, Jakarta (1983).
Pada 1985, dia bergabung sebagai auditor di BPK RI. Karir yang ia rampungkan sampai 1996. Bahrullah kemudian mengambil widyaiswara BPK RI (1996 – 2004). Dalam perjalanan ini dia kemudian mengambil sekolah master di Universitas Of Leicester, Inggris dengan konsentrasi Public Sector Management (2000).
Dalam peran ini dia juga bergabung dengan Kementerian Dalam Negeri sebagai Staf Khusus Setjen Kemendagri dan staf Ditjen Keuangan Kemendagri (2003– 2007). Dari Kemendagri Bahrullah menyebrang ke Kabupaten Lingga di Kepulauan Riau sebagai Staf Ahli (2007 – 2011). Dia kemudian kembali ke Jakarta dengan status anggota BPK sejak 2011.
Pada Maret 2022 lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi memanggil Bahrullah untuk dimintai keterangan terkait kasus dana insentif daerah (DID) Tabanan, Bali.
Dengan penunjukan Bahrullah Akbar ini, maka struktur Bank DKI Mei 2022 menjadi:
- Komisaris Utama (independen) : Bahrullah Akbar*
- Komisaris Independen: Lukman Hakim
- Komisaris: Edy Sumantri
- Direktur Utama : Fidri Arnaldy
- Direktur: Romy Wijayanto
- Direktur Kepatuhan: Ateng Rivai
- Direktur: Babay Parid Wazdi
- Direktur: Amirul Wicaksono
- Direktur: Herry Djufraini
(Ira Guslina)