FinanceFokus

Menuai Berkah dari Pembangunan Rumah Murah

 

Sektor perumahan tidak hanya  memiliki multiplier effect untuk 140 industri terkait tetapi  juga menjadi sektor yang mampu menyerap lebih dari 4 juta pekerja. 

 

***

 

Tempias.com, JAKARTAMatahari  bersinar tidak terlalu terik siang itu, Jumat, 18 Februari 2022. Dengan cekatan Nur Ahmad (53 tahun) menyendok semen lalu memasang batako. Sudah hampir seminggu ia dan tiga temannya mengerjakan borongan pemasangan tembok rumah type 27 di blok baru salah satu perumahan subsidi di kawasan CIkarang, Bekasi Jawa Barat. 

“Untuk pengerjaan kali ini kami kebagian sekitar sembilan rumah,” ujar tukang asal Salatiga itu pada Tempias.com saat dijumpai di sela waktu kerjanya.  

Menurut  Nur, ia sudah bekerja menjadi tukang di perumahan itu sejak 2014. Mulanya hanya sendiri ikut mandor yang lebih dulu menjadi tukang di perumahan. Namun sekarang, Nur telah mengajak anak dan saudaranya dengan menjadi bagian dari tenaga borongan developer. 

Selama bekerja, ia tinggal di bedeng yang disediakan. Meski meninggalkan istri dan anak di kampung dia merasa bersyukur karena tetap bisa bekerja dan berpenghasilan meski di tengah pandemi. 

“Saat pandemi begini, alhamdulillah kerjaannya ada terus,” ujar Nur sembari tersenyum.

Saat ini perumahan tempat Nur Ahmadi bekerja memang tengah mengembangkan blok baru. Meski di tengah pandemi, permintaan akan rumah baru masih ada. Apalagi perumahan itu menyediakan rumah subsidi dengan fasilitas kemudahan uang muka. 

Adi, salah seorang tenaga marketing perumahan menyatakan dalam 2 tahun terakhir pengembang telah membangun lebih dari 500 rumah baru. Separuh di antaranya telah diisi penghuni baru. 

 

BACA JUGA : Profil Haru Koesmahargyo, Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BBTN) Pilihan Erick Thohir

Roda Ekonomi 

Bergeraknya ekonomi dengan tetap adanya permintaan rumah murah di tengah pandemi menjadi salah satu katalis dalam menjaga ekonomi nasional. 

Bukan hanya Nur yang bekerja langsung, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, setidaknya terdapat 140 industri yang turut bergerak sebagai multiplier efek  atas sektor perumahan. Mulai dari industri semen dan hulunya, industri cat hingga hulunya di sektor petrokimia, genteng, semen, paku, besi, hingga kayu. Karena itu, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 ini, pemerintah tetap akan melanjutkan dukungan pengembangan rumah murah untuk rakyat.  

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal, bisnis perumahan menjadi salah satu penggerak terbesar perekonomian. Pada Kuartal III/2021 dengan nilai investasi di sektor perumahan mencapai Rp 28,1  triliun disusul sektor transportasi sebesar Rp 26,6 triliun. 

Menteri Koordinator Ekonomi Airlangga Hartarto dalam seminar ekonomi awal Februari 2022 lalu menegaskan bahwa pemerintah terus menggencarkan berbagai kebijakan insentif fiskal. Hal ini dilakukan untuk mendorong ekonomi nasional yang sudah berada di jalur yang tepat untuk tumbuh lebih positif.

Salah satu program yang tetap dilanjutkan pada 2022 adalah insentif fiskal berupa PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk sektor perumahan. Insentif ini akan diberikan selama 9 bulan dengan nilai hingga 50 persen untuk rumah tapak dan rumah susun dengan harga jual paling tinggi Rp 5 miliar.

“Potensi insentif yang bisa terserap dari program ini sebesar Rp 3,26 triliun. Ini salah satu yang menjadi bottleneck dari PPN DTP perumahan,” ujar Airlangga. 

Tak hanya memberikan insentif  fiskal, pada 2022 pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali melanjutkan program pembangunan sejuta rumah. Pada 2021 kementerian mencatat realisasi program sejuta rumah telah membangun sebanyak 1,1  juta unit rumah di seluruh Indonesia.

“Program sejuta  rumah akan tetap dilanjutkan karena rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang harus dipenuhi,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadi Murjono dalam pernyataan resmi pertengahan Januari lalu.  

Berdasarkan data Kementerian PUPR, capaian Program Sejuta Rumah tahun anggaran 2021 terdiri dari 826.500 unit rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 279.207 unit rumah non MBR. Rumah itu tidak hanya  dibangun oleh Kementerian PUPR tetapi juga lembaga terkait, pengembang dan masyarakat. 

Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan sektor perumahan memiliki multiplier effect yang besar.  Selain memberikan permintaan atas ratusan industri, juga menjadi sektor yang mampu menyerap lebih dari 4 juta pekerja. 

 

Pembangunan rumah subsidi memberi kesempatan kerja bagi buruh bangunan

Menjaga Asa

Di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19, peran besar melalui lini pembiayaan juga ditunjukkan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo mengungkapkan, sepanjang 2021 bank yang mengkhususkan dirinya memberikan pembiayaan rumah subsidi hingga konstruksi itu terus mengucurkan pembiayaan untuk kredit perumahan guna menggerakkan daya beli masyarakat. 

Dukungan BBTN pada pembiayaan rumah murah ini terkonfirmasi dari pertumbuhan penyaluran kredit perseroan sepanjang tahun lalu di kisaran 5,24 persen. Nilai ini lebih tinggi dibanding rata-rata kredit industri perbankan.

“Berbagai insentif yang diberikan Pemerintah berhasil menjaga daya beli konsumen sehingga permintaan kredit rumah tetap meningkat,” jelas Haru dalam konferensi pers paparan kinerja Februari 2022 ini. 

Sebelumnya, laporan keuangan BBTN untuk tahun buku 2021 menunjukkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi tumbuh 8,25 persen yoy menjadi Rp 130,68 triliun pada tahun 2021. Pada tahun buku 2020 KPR Subsidi hanya mencapai Rp 120,72 triliun. Selanjutnya KPR Non-Subsidi tumbuh  4,14 persen yoy menjadi Rp 83,25 triliun dari Rp 79,93 triliun pada 2020. 

Haru optimistis pada 2022 ekonomi masyarakat akan semakin pulih dan daya beli menjadi lebih baik. Selain itu ia berharap penyaluran KPR subsidi bisa menjadi jalan agar semakin banyak masyarakat yang bisa merasakan tinggal di rumah layak. 

Lebih jauh ia optimistis adanya stimulus fiskal dari pemerintah dengan insentif nol persen untuk sektor properti dan kebijakan PEN yang ditempatkan di perbankan nasional termasuk BTN menjadi katalis untuk meningkatkan penyaluran kredit rumah murah untuk rakyat,  (Ira Guslina)

 

 

 

 

Putra

Editor In Chief https://www.theeconopost.com/ Hubungi saya di redaksi@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com