ENRG dan Pupuk Indonesia Tandatangani MoU Proyek CCS/CCUS di Lapangan Gas Arun
TheEconopost.com, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melalui anak usahanya PT Pema Global Energi (PGE), menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk mengembangkan fasilitas Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Wilayah Kerja B, yang mencakup lapangan gas Arun di Aceh.
Teknologi CCUS disebut mampu menangkap emisi karbon dioksida dari fasilitas produksi dan menginjeksikannya kembali ke dalam reservoir yang masih produktif untuk meningkatkan produksi migas. Setelah produksi mencapai titik optimum, injeksi CO₂ akan berlanjut sebagai bagian dari fase CCS.
Studi geologi dan geofisika yang dilakukan tahun lalu menunjukkan bahwa reservoir batu gamping di Lapangan Arun memiliki seal rock yang ideal untuk penyimpanan karbon jangka panjang, dengan potensi kapasitas penyimpanan sekitar 504 juta ton CO₂. Letaknya yang strategis dekat Selat Malaka juga membuka peluang menjadikan Arun sebagai carbon hub kawasan.
Selain proyek CCS/CCUS, anak usaha EMP lainnya, EMP Gebang Limited, juga meneken MoU penjualan gas dari blok Gebang, Sumatera Utara, kepada PI. Produksi awal ditargetkan pada 2027 sebesar 40 juta kaki kubik per hari, dan meningkat menjadi 140 juta kaki kubik pada 2030.
Direktur Utama dan CEO ENRG Syailendra S. Bakrie menyatakan dengan pengembangan fasilitas CCS / CCUS di Wilayah Kerja B ini pihaknya berharap untuk dapat mendukung rencana pemerintah. “Untuk mencapai target net zero emission ditahun 2060,” kata Syailendra dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 Juli 2025.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama dan CFO EMP, Edoardus Ardianto, menambahkan bahwa Gebang akan menjadi sumber penting pasokan gas ke PI, yang saat ini membutuhkan sekitar 100 juta kaki kubik gas per hari untuk operasional pabriknya.
Dukungan dari pemerintah daerah pun menguatkan inisiatif ini. Kepala BPMA, Nasri Djalal, menilai pemanfaatan CCS/CCUS sebagai langkah strategis menjadikan Aceh carbon hub nasional, dengan komitmen mengawal aspek teknis dan regulasi proyek.
Direktur Utama PGE, Andhika Mahardika, menyebut kolaborasi dengan PI sebagai bentuk sinergi energi bersih dan industri strategis nasional. Hal senada disampaikan Dirut PEMA, Mawardi Nur, yang menekankan pentingnya kontribusi daerah dalam transisi energi nasional.
Dirut PI, Rahmad Pribadi, menilai dua MoU ini sebagai langkah memperkuat ketahanan energi dan bahan baku industri pupuk nasional.
