HeadlineIHSG

Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Mandiri, BNI, dan BTN 2024: Arus Kas, Laba Rugi, dan Aset

TheEconopost.com, Tiga bank BUMN terbesar, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), mencatat kinerja keuangan yang beragam sepanjang 2024. Secara umum, ketiga bank mengalami pertumbuhan aset dan laba, meskipun terdapat perbedaan dalam arus kas operasional serta tekanan pada beban bunga dan biaya operasional.

Dikutip dari laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 14 Februari 2025, Bank Mandiri dan BNI mengalami tekanan pada arus kas operasional.

BNI mencatat defisit arus kas operasional sebesar Rp63,21 triliun, berbanding terbalik dengan surplus Rp10,39 triliun pada tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh ekspansi kredit dan meningkatnya beban operasional.

BNI juga mengalami tekanan pada pos arus kas yang digunakan untuk investasi. Meski membaik, pos ini masih mencatatkan rugi Rp5,27 triliun. Meski demikian, dengan penerbitan sejumlah surat utang maka arus kas dari aktivitas pendanaan BNI mengalami surplus sebesar Rp17,71 triliun. Berbanding tahun sebelumnya menguras kas sebesar -Rp8,49 triliun.

Kondisi arus kas negatif ini membuat kas setara kas BNI pada akhir tahun susut menjadi Rp104,07 triliun berbanding Rp154,87 triliun.

Bank Mandiri juga mengalami tekanan pada likuiditas pada tahun lalu. Arus kas dari aktivitas operasional mengalami tekanan, dengan kas neto yang digunakan mencapai Rp79,56 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp69,80 triliun. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan penyaluran kredit yang mencapai Rp237,60 triliun​.

Meski demikian, kas neto yang diperoleh dari aktivitas investasi menambah pundi-pundi sebesar Rp17,73 triliun. Tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yakni Rp17,88 triliun. Bank Mandiri juga mencatatkan peningkatan arus kas akibat pendanaan dari Rp21,77 triliun pada 2023 menjadi Rp57,84 triliun pada 2024 lalu.

Sementara itu, BTN juga mengalami tekanan arus kas. Tercatat arus kas operasional BTN mengalami tekaan sebesar Rp8,75 triliun​. Sedangkan secara total arus kas BTN turun dari Rp53,03 triliun menjadi Rp53,93 triliun.

Laba Rugi: Bank Mandiri Terbesar, BNI Tumbuh, BTN Melambat

Dari kompilasi laporan keuanan ini, Bank Mandiri tetap menjadi bank dengan laba tertinggi di antara ketiga bank ini, dengan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp55,78 triliun, naik dari Rp55,06 triliun pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga dan syariah menjadi Rp151,23 triliun, meskipun beban bunga juga meningkat​.

BNI mencatat laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp21,46 triliun, naik dari Rp20,91 triliun pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan bunga menjadi Rp66,58 triliun dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp22,31 triliun​.

Sementara itu, BTN mengalami tekanan pada laba bersih yang turun menjadi Rp3,01 triliun dari Rp3,50 triliun pada tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban bunga dan operasional, yang menekan margin keuntungan​.

Aset: Bank Mandiri Paling Besar, BNI Tumbuh, BTN Stabil

Dalam hal total aset, Bank Mandiri mencatat aset terbesar di antara ketiga bank, yaitu Rp2.427,22 triliun, naik dari Rp2.174,21 triliun pada tahun sebelumnya. Portofolio kredit dan pembiayaan syariah juga meningkat signifikan menjadi Rp1.623,21 triliun, mencerminkan ekspansi bisnis yang agresif​.

BNI mencatat total aset Rp1.129,80 triliun, naik dari Rp1.086,66 triliun pada 2023. Penyaluran kreditnya meningkat menjadi Rp775,87 triliun dari Rp695,08 triliun pada tahun sebelumnya​.

BTN, meskipun memiliki aset yang lebih kecil dibandingkan dua bank lainnya, tetap mencatat pertumbuhan aset dari Rp438,75 triliun menjadi Rp469,61 triliun. Fokus BTN tetap pada sektor perumahan dengan portofolio kredit yang tumbuh​.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *